Ayahanda R.Soekari meninggalkan wasiat buku silsilah yang ditulis dalam huruf Jawa dan disalin saya, silsilah berawal dari Sunan Bayat atau nama lainnya Pangeran Mangkubumi atau Susuhunan Tembayat atau Sunan Pandanaran dua (II) atau Wahyu Widayat, Sunan Bayat adalah tokoh penyebar agama islam di Jawa yang disebut-sebut dalam sejumlah babad serta cerita-cerita lisan, Sunan Bayat terkait dengan sejarah kota Semarang dan penyebaran awal agama Islam di Jawa. Makam Sunan Bayat terletak di perbukitan "Gunung Jabalkat" di wilayah Kecamatan Bayat - Klaten - Jawa Tengah dan masih ramai diziarahi orang hingga sekarang. Dari sana pulalah konon Sunan Bayat menyebarkan ajaran Islam kepada masyarakat wilayah Mataram. Sunan Bayat dianggap hidup pada masa Kesultanan Demak (abad ke-16).Terdapat beberapa versi mengenai turunan Sunan Bayat, dengan adanya blog ini saya harap dapat mempersatukan, saling melengkapi dan bersilaturrahmi antar teturunan Sunan Bayat khususnya keluarga R. Soekari bin R.Kromodiwirjo.

Sunan Bayat adalah leluhur dari R.Soekari Kromodiwirjo.

Raden Soekari Kromodiwirjo adalah keturunan dari Sunan Bayat sebagaimana tertulis didalam catatan silsilah keluarga Soekari yang ditulis dalam huruf Jawa.

Pangeran Bayat atau Susuhunan Tembayat mempunyai gelar Sunan Pandanaran atau juga dikenal dengan sebutan Sunan Bayat yang makamnya terletak di perbukitan Jabalkat, Bayat Klaten, Jawa Tengah. Sunan Bayat mempunyai putera yang tinggal berpisah pisah, diantara putra putrinya tersebut salah satunya tinggal di Kampak, Trenggalek, Tulungagung sebagai Pengageng Merdiko, yaitu R.Ronosentiko.

R.Ronosentiko mempunyai putera 2 orang yaitu,

1. R.Kromodiwirjo,

Mantri Tondo di Distrik Kampak Trenggalek, waktu itu pajak masih ke Solo.

2. R.Malangdiwirjo, Mantri Sarang burung Munjungan Trenggalek, pajak masih ke Solo.

R.Kromodiwirjo, mempunyai putera 3 orang yaitu :


1. R.Karmonodiwirjo, Pengageng Merdiko Distrik Panggul. Dibunuh oleh Belanda, dipotong menjadi 3 bagian dibuang secara terpisah (konon karena kesaktiannya, supaya tidak hidup kembali). Kepalanya ditancap ditonggak diletakkan diperempatan jalan, lehernya dibuang ke sungai hanyut sampai ke laut selatan , sedangkan badannya dikubur di Barat Sungai Nggayam Panggul. Beliau tidak mempunyai putera atau tidak jelas keterangannya.


2. R.Brontodiwirjo, Demang Senden Kampak, Trenggalek, mempunyai putera
1 orang yaitu, R.Kromodiwirjo (nama nunggak semi), juga sebagai Demang Senden Kampak, Trenggalek.


3. R.Karjodiwirjo, Demang Bendo Kampak, Trenggalek, berputera 7 orang yaitu,

1.R.Prawirodiwirjo, 2.R.Padmodiwirjo, 3.R.Hargodiwirjo, 4.Rr.Soetarminah, 5.R.Notowasito, 6.R.Djora /Mudjio, 7.R.Soewadi /Poedjodiwirjo.

R.Kromodiwirjo (nama nunggak semi) mempunyai isteri R.AyuSoemirah berputera 11 orang yaitu,
1.R.Soenito Hardjo
2.R.Samad Prawiro Sentono
3.Rr.Oemi
4.R.Moeradji Sastrodipuro/ Sastrodiwirjo
5.R.Koesno/ Soepardi (kembar)
6.R.Maliat Wido Sadjono (kembar)
7.Rr.Soetjilah
8.R.Soekari
9.R.Soedjadno
10.R.Soekandar
11.Rr.Soeistilah

1).R.Soenito Hardjo,

mempunyai putera 5 orang yaitu,
1.R.Rustamgushadji /Harminto, 2.R.Haripi (Makasar), 3.Rr.Djami Sriani, 4.Rr.Rukmini, 5.R.Hadi (Surabaya).


2).R.Samad Prawiro Sentono /Soewadji mempunyai istri Muinah,

berputera 6 orang yaitu,
1.Rr.Suwarni, 2.R.Sunari, 3.Rr.Murtini, 4.Rr.Murdiyah, 5.R.Mursidi, 6.Rr.Sri.


3).Rr.Oemi x Muljono

berputera 4 orang yaitu,
1. R.Mulyono Slamet, 2.R.Rustam Adji, 3.Rr.Srimulyani, 4.Rr.Ruby.


4).R.Moeradji Sastrodipuro,

berputera 3 orang yaitu,
1.R.Fatah /Totok, 2.Rr.Ni, 3.R.Hadi.


5).R.Koesno /Soepardi x Siti Suwarni

berputera 11 orang yaitu,
1.Rr. Kustinah, 2.Rr.Suratmini, 3.R.Sunjoto, 4.R.
Suprapto, 5.Rr.Kustijah 6.R.Suharsono,

7.R.Suhardi /Djoko, 8.R.Sumedi, 9.R.Sudradjat, 10.R.Suhartono, 11.R.Suharikusno.


6).R.Maliat Widosadjono

mempunyai putera 1 orang yaitu,

1.Rr.Watini


7).Rr.Soetjilah, tidak mempunyai putera.


8).R.Soekari mempunyai istri Soekarmi, berputera 3 orang yaitu,
1.Rr.Winarti, 2.R.Timbul Sudjoko Wahono, 3.R.Suko Wahyudi.

9).R.Soedjatmo, Tidak mempunyai putera (?).

10).R.Soekandar, Tidak mempunyai putera (?).

11).Rr.Soeistilah, Tidak mempunyai putera (?).


Selasa, 12 Februari 2013

Kenangan di masa kecil.


KENANGAN DI MASA KECIL

Ada beberapa sepupu keponakan saya laki laki yang umurnya hampir kurang lebih sepantar, antara lain : Tulus (Turen), Teguh (Jakarta), Gatot (Bali) dan Mokik (Bali). Khusus untuk Teguh, anak keponakan saya dari “Mbakyu” atau sepupu saya Murtini. Kenapa Teguh, karena setiap ketemu dengan saya di Jakarta atau melihat foto Ibu yang dipanggilnya YangTi, dia selalu sangat terkesan dengan beliau dan sampai sampai semangat sekali bercerita. Entah apa yang ada dibenak Teguh dimasa kecil itu atau Teguh yang sekarang sudah sama sama tua sehingga dia sangat terkesan dengan Ibu sampai kenangan itu melekat keras dibenaknya.

Saya masih ingat ketika kami masih kecil kecil, menjelang lebaran Ibu sudah membeli segulung segulung kain dijahit sendiri untuk pakaian lebaran anak dan cucu cucunya (cucu kandung belum ada). Biasanya saya dikembar dengan Tulus, Teguh sampai juga ke Mokik dan Gatot anak Yu Siti, dan yang perempuan, mbak Nik, mbak Win serta Win Jember kakak Teguh (dulu kami memanggilnya Serok nama julukannya, sedangkan mbak Win, Klumpuk/Pupuk dan mbak Nik, Mentil).

Aku lupa waktu itu Nanik adik Teguh sudah lahir atau belum. Walaupun sudah tak tinggal serumah,Ibu selalu menengok Yu Mur. Saya sering diajak Ibu ke Cepokomulyo di Kepanjen menjenguk Mas Rawi dan Yu Mur. Mulai dari rumah yang di Pertanian sampai dirumah yang masuk gang entah jalan apa namanya, apakah itu jalan Cepokomulyo, saya lebih senang ketika Mas Rawi masih tinggal dirumah Pertanian itu karena di depan atau agak jauh disampingnya sekali waktu dilewati oleh spoor (kereta api). Bila kereta api lewat, aku berlari lari di pematang supaya dapat melihat lebih dekat, kadang aku melambai lambaikan tangan (ternyata waktu kecil “norak” juga ya). Jes ejes..jes ejes… tuiiiiiiuit ! teriaknya.

Sekali waktu kami juga pergi ke Selecta pemandian wisata yang ada di Kepanjen. Penglihatan waktu kecil dengan setelah besar sangatlah berbeda. Dulu saya melihat jembatan yang ada disamping atau menuju Pemandian Selecta terasa seram sekali, beda
dengan sekarang. Barangkali dulu tubuh kita juga masih kecil. Perlu diingat bahwa Yu Mur ini anak angkat dan keponakan dari pihak Bapak putra dari pakDe atau Kangmasnya Bapak yaitu R.Samad Prawiro Sentono (Soewadji). Ibu tidak pernah mengajarkan kami hal hal yang aneh tentang mereka dikarenakan bukan saudara dari pihak Ibu, semua diperlakukan sama oleh Ibu, itu kehebatan beliau. Bila membuatkan pakaian selalu dikembar oleh Ibu dan sekali lagi itu dijahit sendiri oleh beliau. Mbak Win dan Win Jember, sedangkan saya kurang lebih sama dengan Teguh,Tulus,Gatot seingat saya waktu itu masih di Lumajang karena Mas Di bapaknya menjabat DanRamil disana (?) dan Mokik di Sumberpucung, ada juga adiknya Mokik, Munif namanya entah berada dimana sekarang. Tentu saja saya merasa lebih dekat dengan Tulus atau Teguh dimasa kecil daripada yang lainnya karena tempat tinggal mereka tidaklah begitu jauh dengan rumah kami.

Saya mengalami juga keharusan bangun pagi pagi, kelas 2
SMP saya laki
laki masih belanja sayur ke pasar. Itu adalah cara mendidik Ibu kepada kami semua. Hal ini tentu tidak berlaku bagi Teguh tetapi pasti berlaku bagi ibunya (yu Mur) dan kakak kakak yang lainnya.
Saya merasa dekat dengan Yu Mur atau Yu Yah tidak layaknya seperti sepupu saya. Apalagi Tulus (anak Yu Yah), sempat tinggal datang pergi bertahun tahun bersama saya sejak saya bujangan sampai mempunyai anak. Trinil (adik Tulus) juga sempat tinggal bersama kami di Jakarta. Dari dulu kemana mana aku lebih sering pergi bersama Tulus. Semasa kecil Bapak Ibu bila pergi selalu diajaknya Tulus, kadang dengan celana monyet yang sama denganku (lihat foto foto lama Ayah dan Ibu). Waktu itu mas Ngadiman masih tinggal serumah dengan Bapak Ibu di rumah Besar di jl.Kantor, Turen.

Kami sempat berpisah lama dengan keluarga Yu Mur setelah mereka pindah dari Kepanjen ke Jember, tetapi sewaktu kelas 1
SMA saya bersama Tulus disuruh Ibu mencari Win ke Sumberwadung menginap -/+ 2 hari disana. Entah, lupa saya bagaimana kami berdua bisa sampai ke Jember, kami mencari pos polisi dan menumpang telpon, waktu itu telpon masih model diputar putar dan pakai operator. Ketika itu suasana masih rawan setelah G30S PKI, kami berdua menunggu di pos Polisi dan dijemput dengan truk suruhan nak Mukasim untuk menuju ke rumah mereka di Perkebunan. Kesempatan berikutnya sekali dua, saya juga mengunjungi Yu Mur di Jember,anak anak Win masih kecil kecil diasuh oleh Yu Mur di Jember masih dirumah lama karena Win ada di Perkebunan.

Ketika itu ada kesempatan gratis naik Bus Akas karena kondekturnya adalah teman saya sendiri yang kebetulan juga bernama Teguh alm. Anak Pak Parto Roti (semoga sahabatku Teguh mendapatkan tempat yang enak disana). Saya tidak tahu persis kenapa Teguh waktu itu menjadi kondektur Bis, karena ayahnya yang mempunyai pabrik roti terbesar dan terkenal di Turen kala itu. Tentu saja kesempatan kesempatan seperti itu saya ambil untuk mengunjungi kakak saya yu Mur, karena waktu itu saya tidak mempunyai banyak uang. Semoga sedikit tulisan ini dapat membuka kenangan dimasa kecil walaupun kita hanya sebentar berkumpul. Agama kita menganjurkan banyak banyak silaturohim, apalagi dengan saudara.

Jakarta, 9 Feb 2012.
RMHS


Pakai payung daun lumbu Belanda matanya jadi “Siwer”.



Eyang Rais ayah Ibu ini terkenal mempunyai kelebihan (kesaktian). Ketika rumah Ayahanda R.Soekari dibakar Belanda (kalau tidak salah yang di Sumberpucung), Bapak dikejar kejar Belanda dan mengungsi sekeluarga, ketika Belanda sudah dekat, masing masing oleh Eyang Rais diberikan daun Lumbu semacam daun Bentul yang berdaun lebar untuk payung sehingga Belanda matanya jadi “siwer” atau tidak bisa melihat bapak sekeluarga. Akhirnya perjalanan dilanjutkan dan menyeberangi kali (sungai) Laor. Waktu ramai ramai menyeberangi Kali Laor terjadi keanehan, Winarti kakak saya yang ketika itu masih kecil, seperti ada yang menggendong dan tiba tiba sudah ada diseberang sungai. Dalam pengungsian itu ikut juga 2 keponakan Bapak yang diambil anak angkat yaitu Murtini dan Murdiyah (putra putri kangmasnya Bapak yaitu R.Samad Prawiro Sentono, yang juga terkenal kesaktiannya.

Ada lagi anak angkat Bapak Ibu yaitu Anik Warniwati (anak Yatim piatu, yang setelah tua nanti membuat banyak cerita...., sayangnya Bapak dan Ibu sudah tiada).

Diperjalanan, tiba di satu dusun tiba tiba disambut oleh seorang tua yang sudah mengetahui nama Ayahanda Soekari dengan menyebut : “ oh Jebeng Soekari silahkan masuk, Jebeng. ” (demikian kata beliau dalam bahasa Jawa). Dalam masa pengungsian itulah mbak Win yang masih kecil itu menjadi orang pintar yang diberikan  kelebihan oleh Alloh SWT. bisa menebak apa yang bakal terjadi (weruh sakdurunge winarah). Akhirnya banyak orang yang datang ingin tahu apa yang akan terjadi. Setelah aman Ayahanda kembali ke Sumberpucung, ternyata dirumah masih ada yang tertinggal dan tidak ikut terbakar yaitu 2 Keris dan 1 Tombak, sekarang 1 Keris Luk 13  saya pegang dan 1 Tombak kudup Melati dipegang oleh R.Suko Wahyudi ( adik kandung saya ) dan, masih ada satu Keris lagi tidak tahu ada dimana.

Waktu almarhum Mas Dari masih ada sempat menanyakan kepada saya. Ayahanda R.Soekari terkenal di Sumberpucung karena membuka pasar Sumberpucung yang ketika itu ada pohon Beringin besar yang “tidak bisa” ditebang, setiap orang yang menebang meninggal dunia, akhirnya Ayahanda turun tangan menyuruh beberapa orang untuk menebangnya dan Alhamdulillah selamat, akhirnya dibukalah pasar Sumberpucung.Ayah
juga terkenal pandai menaiki Alun (ombak yang tinggi) bila mandi di Pantai selatan, yang sering diceritakan Ibu adalah pantai Prigi. Suatu kali, suami dari Bude Juru (Rr.Oemi) kami memanggilnya mbah Djarot pergi ke Pantai Selatan ya Pantai Prigi, diperingatkan kalau disana jangan singsot singsot (bersiul), pulangnya mulut mbah Djarot mencong seperti orang kena stroke. Setelah ditanya oleh bude Djuru ternyata tadi bersiul siul di Prigi dan seperti ada yang napuk (menampar mulut mbah Djarot) yang akhirnya jadi mencong tersebut. Mbah Djarot ini ceritanya terkenal agak berangasan seperti Aryo Penangsang barangkali, gagah serta mempunyai kumis yang tebal dan bersuara lantang. Ada cerita lain nenek moyang yang membuat rumah dari tulang tulang ikan besar serta mempunyai piaraan 2 Harimau putih juga masih di sekitar Prigi.


Jakarta, medio 2009.
RMHS.

Salah satu kesaktian Pak De ku



Ada cerita Ibu tentang salah satu ilmu linuwih dari pakde Prawiro Kangmasnya Bapak.
Ketika itu Bapak ada urusan penting sehingga Pakde harus rawuh ke Sumberpucung,
jadi diutuslah seseorang menjemput untuk ngaturi beliau di Kesamben Blitar. Pakde bilang ke pesuruh itu untuk pulang terlebih dulu. “ Wis kowe balio dhisik mengko dak susul ” (sudah kamu pulang dulu nanti saya menyusul ).

Ceritanya, Pakde Prawiro sudah lama datang dirumah tetapi yang disuruh belum sampai. Transportasi waktu itu adalah spoor  (kereta api). Ternyata setelah sampai dirumah si pesuruh kaget melihat pakde sudah datang duluan. Lantas pelan pelan cerita, ketika ia berada diatas sepor, rel persis sejajar dengan jalanan mobil, ia melihat Pakde berjalan kaki dan kecepatan jalannya melebihi kereta api yang ditumpanginya. Ia lihat berulang ulang seperti tak percaya, sampai jalan kereta dan jalanan umum terpisah dan Pakde tak terlihat lagi. Ee.. ternyata benar apa yang dilihatnya tadi dari kereta api, lha pakde malah sudah disini datang lebih dulu.

Pakde ini adalah ayah dari yu Mur dan yu Yah yang diangkat anak oleh bapak ibu, yang terkenal dengan kesaktian “Sepi angin” nya.

Jogokarso, Desember 2010

Senin, 11 Februari 2013

Anak Turunannya Dilarang Makan Ikan Mongsing.



Ada cerita tentang Ibu, bahwa kami anak turunnya tidak diperbolehkan memakan ikan Mongsing, yang sampai saat ini kami tidak mengetahui ikan yang mana ikan Mongsing tersebut. Cerita ini kami juga tidak mengetahui betul tidaknya karena ini menurut penuturan dari Raden Panji Surjoasmoro disalin sesuai kata kata dari tulisan aslinya.
Sejarah Pangeran Pangarangan Sumenep. Mulai pertama yang menjadi Pangeran Pangarangan Sumenep. Seperti yang tersebut didalamnya.

Ke 1
R.A.Pangeran Suroadiningrat.
Ke2
R.A.Pangeran Suroadiwidjojo.
Yang ke3
R.A.Pangeran Suroadilogo yang tida suka menjadi Pangeran di Pangarangan tetap yang sulung (tuwa).

Lantas R.A.Pangeran Suroadilogo berkawin dengan puteri putera dari R.A.Pangeran Tjokronegoro desa Mulukan Sumenep. Lantas puterinya hamil dapat 6 bulan, R.A.Pangeran Suroadilogo berpamitan sama puterinya akan pukul Negara Lombok. Kalau sudah aman di Lombok akan kembali lagi kesini; lantas puterinya menyahut dengan ikhlas hati dan bilang: “Ya Kanda kalau Negara Lombok sudah aman lekas kembali.” R.A.Pangeran Suroadilogo bilang “Baik.” Setelah R.A.Pangeran Suroadilogo meninggalkan tanah Pangarangan berjalan sampai dipesisir Kalianget Sumenep timur; lantas disitu naik perahu, setelah sampai diantaranya pelabuhan Situbondo dan Banyuwangi, Ia nya melompat dari itu perahu sebab perahunya gondjeng djadi R.A.Pangeran Suroadilogo ada hawatir, untung ketemu sama ikan Mongsing (?).

Lantas tanjak bertanjak.      
Ikan Mongsing tanjak: “Tuanku akan pergi kemana ?”
Djawab R.A.Pangeran Suroadilogo : “Saja mau pergi ke Negara Lombok, akan pukul Negara Lombok.”
“Tuanku mari silahkan naik di hamba punja punggung,hamba antarkan di Negara Lombok; kalau Negara Lombok aman, mari hamba mapak di pesisir Lombok.”

R.A.Pangeran Suroadilogo bilang pada ikan Mongsing: “Boleh.” dan membilang banyak terimakasih. Setelah Negara Lombok sudah aman lantas R.A.Pangeran Suroadilogo pergi ke pesisir Lombok menemui ikan Mongsing itu terus diantarkan di pesisir pelabuhan Kalianget Sumenep timur;

Setelah disitu keduwa-duwanja  berbitjara dan kasi ingat pada R.A.Pangeran Suroadilogo begini : “ Besok seturun turunja putera tuanku tida boleh makan ikan Mongsing,tetapi kalau sampai ketelandjur makan,hamba kasih tanda putih (tjiri bule)”. Setelah itu abis bitjara ikan Mongsing lantas pamitan. R.A.Pangeran Suroadilogo bilang “Baik” dan membilang 1000 banjak terima kasi lantas terus pulang kerumahnja menemui isterinja dengan gembira, setelah kira2 ada 1 bulan lamanja memberi tahu pada isterinja begini : “Dinda,saja dan dinda dan seturun turun saja sama dinda dan seterusnja tida boleh makan ikan Mongsing,sebab saja dapat pertulungan dari ikan Mongsing waktu pukul Negara Lombok dengan slamat pergi dan pulangnja kesini; dan ikan Mongsing bilang sama saja begini: Siapapun putera puterinja dan seturun turunja sampai ada jang keliru makan ikan Mongsing,hamba kasi tanda putih (tjiri bule). Setelah R.Sukarman umur 15 tahun R.A.Pangeran Suroadilogo meninggal dunija (sedo).

Pendek kata,
Mulanja nak Sukari dan sekeluarga berturun turun tida boleh makan ikan Mongsing,yaitu asal mulanja dari Ing Jang (embah) R.A.Pangeran Suroadilogo,`jang sudah dapat pertulungan dan pembitjaraan ikan Mongsing dengan R.A.Pangeran Suroadilogo waktu Ija pergi dan pulangnja ke negeri Sumenep.

Pendek,
Nak Sukari sekeluarga lan seturun turunipun ampun ngantos ndahar selam Mongsing,ndjalaran saking Ing Jang R.A.Pangeran Suroadilogo.


Turen,11-12-1961
Tanda tangan jang menulis

R.P.Surjoasmoro

Dikutip dari tulisan tangan Raden Pandji Surjoasmoro Oleh Timbul Sudjoko Wahono .

Keturunan Ke 7



Keturunan 7.


K7a. R. Toni bin Rustam Gushadji bin Soenitohardjo bin Kromodiwirjo 

K7a. Suharini binti Rr Djami Sriani Binti R Soenito Hardjo bin Kromodiwirjo, mempunyai putera :
       1. Eko Hartono ( Tulung agung )
       2. Triana Yuli A
       3. Nur Indah A
       4 Farida Yuli E

K7a. Haryono ( alm ) bin Rr Djami Sriani Binti R Soenito Hardjo bin Kromodiwirjo, mempunyai putera :
        1. Dian Esika
        2. Rio Aji W
        3.Ogi (Alm )

K7a. Hartoyo bin Rr Djami Sriani Binti R Soenito Hardjo bin Kromodiwirjo

K7a. Haryanto bin Rr Djami Sriani Binti R Soenito Hardjo bin Kromodiwirjo, mempunyai putera :
         1. Rino


K7b. R. No bin Sunari bin Samad Prawiro Sentono bin Kromodiwirjo

K7b. R. Puguh bin Sunari bin Samad Prawiro Sentono bin Kromodiwirjo

K7b. Rr. Umi binti Sunari bin Samad Prawiro Sentono

K7b. Winarsih (Jember) binti Rawi Santoso (suami dari Rr. Murtini binti Samad Prawiro Sentono) mempunyai suami Mukasim berputra 5 orang,
         1. Endang (Jember)
         2. Endah (Bandung)
         3. Dian (Jember)
         4. Mike (Jember)
         5. Argo  (Jember)

K7b. Teguh Wiyono (Jakarta) bin Rawi Santoso (suami dari Rr. Murtini binti Samad Prawiro Sentono) mempunyai istri Lia berputra 3 orang,
           1. Fika Wimala
           2. Sinta
           3. Sindy

K7b. Winanik (Surabaya)  binti Rawi Santoso (suami dari Rr. Murtini binti Samad Prawiro Sentono) mempunyai suami Bambang berputra 2 orang,
          1. Eka  (Surabaya)
          2. Diah (Kalimantan)

K7b. Tulus Djatmiko (Turen) bin Ngadiman (suami dari Rr. Murdiyah binti Samad Prawiro Sentono) mempunyai istri pertama Ayu berputra 3 orang,

K7b. Sunaringsih (Turen) binti Ngadiman (suami dari Rr. Murdiyah binti Samad Prawiro Sentono) mempunyai suami Supadi berputra 3 orang,

K7b. Enis suciati (Turen) binti Ngadiman (suami dari Rr. Murdiyah binti Samad Prawiro Sentono) mempunyai suami Hari berputra 2 orang,

K7b. Nunik Wjayanti (Turen) binti Ngadiman (suami dari Rr. Murdiyah binti Samad Prawiro Sentono)

K7b. Titik Setianingsih (Gondanglegi) binti Ngadiman (suami dari Rr. Murdiyah binti Samad Prawiro Sentono)  mempunyai suami Beny berputra 1 orang,
         1.Dimas

K7b. R. Tias Astoko bin Mursidi bin Samad Prawiro Sentono bin Kromodiwirjo

K7b. R. Bambang bin Mursidi bin Samad Prawiro Sentono bin Kromodiwirjo

K7b.
Sujarwadi (Blitar) bin Musiran (suami dari Rr. Sri binti Samad Prawiro Sentono)  mempunyai istri  Siti berputra 2 orang, 

        1. Nadhia
          2. Retno

K7b.
Mujiharto (Tangerang)  bin Musiran (suami dari Rr. Sri binti Samad Prawiro Sentono)  mempunyai istri Sri Hartati (Uci) berputra 3 orang,
     1. Bayu Al Rochmanto
     2. Filza Elok Rachima
     3. Taufan Aryo Wicaksono

K7c. Suprowo(Jakarta) bin Danu (suami dari Srimulyani binti Mulyono) berputra,

K7e. Rima Sulendro bin Sudaryo (suami dari Rr. Kustinah binti Koesno / Supardi) berputra,

K7e. Nugroho bin Sudaryo (suami dari Rr. Kustinah binti Koesno / Supardi) berputra,

K7e. Siswonowati binti Sudaryo (suami dari Rr. Kustinah binti Koesno / Supardi) berputra,

K7e. Endang binti Sudaryo (suami dari Rr. Kustinah binti Koesno / Supardi) berputra,

K7f. Nugroho (Jakarta) bin Achmad Mugalih (suami dari Rr. Suratmini / Eni binti Koesno/Supardi)

K7f. Kurniawati(Jakarta) binti Achmad Mugalih (suami dari Rr. Suratmini / Eni binti Koesno/Supardi)

K7f. Budianto(Jakarta) bin Achmad Mugalih (suami dari Rr. Suratmini / Eni binti Koesno/Supardi)

K7f. Widyawati(Jakarta) binti Achmad Mugalih (suami dari Rr. Suratmini / Eni binti Koesno / Supardi)

K7f. Joko Praseno (Jakarta) bin Achmad Mugalih (suami dari Rr. Suratmini / Eni binti Koesno / Supardi)

K7f. Saraswati(Jakarta) binti Achmad Mugalih (suami dari Rr. Suratmini / Eni binti Koesno / Supardi) mempunyai suami Jeffri berputra 2 orang,
         1. Indraji Rastrapati
         2. Indrawan

K7f.Seto Dharmawan (Jakarta) bin Achmad Mugalih (suami dari Rr. Suratmini / Eni binti Koesno / Supardi) mempunyai istri Dian berputra 2 0rang,
         1. Brahmandito
         2. Davindra

K7f. R.Budiharso (Jakarta) bin R.Suharsono bin Koesno / Supardi bin Kromodiwirjo mempunyai istri Lis, berputera 1 orang,
         1. R.Bayu Malibari

K7f. Rr.Triani Diaresmi (Jakarta) binti R.Suharsono bin Koesno / Supardi mempunyai suami Ronald berputera 2 orang,
         1.Maylavia, 2.Vigo

K7f. R.Seno Hadi Hartono (Jakarta) bin Suhardi/Joko bin Koesno / Supardi bin Kromodiwirjo

K7f. R.Gesit Wibowo (Jakarta) bin Suhardi/Joko bin Koesno/Supardi bin Kromodiwirjo

K7f. Rr.Nining (Semarang) binti Sumedi bin Koesno / Supardi mempunyai suami Haris berputra 1 orang,
          1.Tidak jelas

K7f. Rr.Nia  (Semarang) binti Sumedi bin Koesno / Supardi mempunyai suami Imam berputera 2 orang,
          1.Kiki

          2.Sasha

K7f. Rr.Indrasari Wardhani (Jakarta) binti Sudrajat bin Koesno / Supardi mempunyai suami Bobby Agustiara Tamaela Watimena

K7f. R. Agung Surya Wardhana (Jakarta) bin Sudrajat bin Koesno / Supardi bin Kromodiwirjo mempunyai istri Irma Octovianita

K7f. Rr. Werdi Sutisari (Jakarta) binti Suharikusno bin Koesno / Supardi mempunyai suami pertama Isam Tsabano berputera 2 orang,
          1.Dania, 2 Virash
mempunyai suami kedua Andi berputera 1 orang,
          1. Arya

K7f. R. Aji Kusbandono(Jakarta) bin Suharikusno bin Koesno / Supardi bin Kromodiwirjo mempunyai istri

K7g. Diah Ekawati Nicotiana Wardani (Turen) binti Suhartadi (suami dari Rr. Winarti binti Soekari) mempunyai suami Gaguk Puji Saroso berputera 2 orang,
           1. Devid Stevan Laksamana Perwirayuda
           2.
Firman Nur Andika Priyambada

K7g. Andrea Dwi Cahyo bin Suhartadi (suami dari Rr. Winarti binti Soekari) mempunyai istri Susiana berputera 2 orang,
           1. Dito Herlambang
           2. Kintania Larasati

K7g. Tri Indyah Meridiana Niagawati (Jakarta) binti Suhartadi (suami dari Rr. Winarti binti Soekari) mempunyai suami Hengky berputra 1orang,
           1. Galih Rizky Ramadhan.

K7g. Endah Wijayanti Herwiyana Dewi (Jakarta) binti Suhartadi (suami dari Rr. Winarti binti Soekari) mempunyai suami Marsudi berputera 2 orang,
            1. Raditya Wahyu Cakra Wardana
            2. Ayu Yunita Wardani

K7g. R.
Bayu Yuda P (Jakarta) bin Timbul Sudjoko Wahono bin Soekari bin Kromodiwirjo mempunyai istri Diah Ayu Titis H berputera 2 orang,
           1. R. Bathara Alirasya D
           2. R. Bryan Rafadwibasya Z

K7g. R. Rahgutomo P N (Jakarta) bin Timbul Sudjoko Wahono bin Soekari bin Kromodiwirjo mempunyai istri Ditri D berputera 2 orang,
            1. R. Abdilah H
            2. Alesya Hanim

K7g. R.
Yuka Gebrag B (Jakarta) bin Timbul Sudjoko Wahono bin Soekari bin Kromodiwirjo mempunyai istri Anis Nur Saptanty berputrera 2 orang,

           1. R. Kenzi Anka B 
           2. Elianoor Zianka B

K7g. R. Jalu Ajisoko (Jakarta)  bin Suko Wahyudi bin Soekari bin Kromodiwirjo

K7g. Rr. Garnis Silandini (Jakarta)  binti Suko Wahyudi bin Soekari

Bukan Kopral Jono

BUKAN KOPRAL JONO


Terletak antara Sumberpucung dan Blitar di Desa Mbriyut ada saudara Ibu, kami memanggilnya Mbah Nun, entah urut urutannya darimana tapi disebut sebut Mbah Nun adalah adik dari mbah Brojo jadi keduanya adalah Pakliknya Ibu. Mbah Nun banyak mempunyai putra antara lain yang saya ingat adalah :

   -Bulik Sukati kalau nggak salah, tapi kami memanggilnya Bulik Jono karena menikah dengan Jono (Pak lik Jono ini seorang Militer dan tinggal di Rampal komplek Militer di Malang, Bukan Kopral Jono yang ada di lagu itu lho, kebetulan kok pas).

Beliau mempunyai putra banyak, yang saya ingat adalah Hari, ada juga masnya Hari (Wid ?) dulu tinggal di Pagak, Wajak Malang selatan. Orangnya gagah bercambang. 

   -Paklik Nari, tinggal di Mbriyut
   -Bulik Winarsih kalau nggak salah, kembarannya
  -Bulik Sus dan mungkin masih ada yang lain lagi saya tidak mengetahui. 

MBah Nun ini katanya terkenal orangnya kereng (galak) dan keras, tetapi dengan Ibu tidak begitu, malah dengan adik saya Yudi bisa cerita ndongeng serta berbagi rokok bila Yudi mengunjunginya. Waktu itu Yudi masih SMA di Malang. Terakhir saya mengunjungi beliau ke Mbriyut kira kira antara Th 85 an bersama Ibu, saya masih pakai mobil Kijang kotak hitam merah. 

Ditanah Mbriyut yang luas ini seolah ada riwayat tetapi oleh Ibu tidak boleh kami bertanya dan kami tidak berminat untuk menanyakannya.

Kami tidak pernah berkomunikasi dengan putra putri Mbah Nun ini, juga dengan putra putri Bulik Jono sampai sekarang. Pada waktu itu lupa tahun berapa, Hari ingin mencari pekerjaan di Jakarta, surat lamaran diberikan kepada Mbak Win (Winarti). 


Hari sempat mampir kerumah saya di Cipete. Beberapa lama saya pulang ke Malang diajak oleh Ibu ke Mbriyut. Alhamdulillah Hari sudah bekerja di daerah Pandaan, kalau nggak salah saya diberi kartunamanya. Waktu saya ke Malang menengok Bayu (anak saya yang pertama kuliah di Malang), Ibu saya sudah sedo (meninggal),saya masih sempat mengunjungi Bulik Jono di Rampal. 

Terakhir saya bersama Mbak Siti yang ada di Bali putra bude Init dan Ibunya Budi Istri mas Iskak, sama sama berkunjung ke Bulik Jono, waktu itu Yu Siti mengantarkan putranya kalau nggak salah urusan kuliah di Malang dan katanya Yu Siti ini sudah puluhan tahun tidak pernah bertemu dengan Bulik Jono, mumpung ada di Malang kepengin ketemu. 

Dirumah ada Bulik Jono dan putrinya yang perempuan yang suka menerima jahit baju. Informasi terakhir dari keponakanku Tinung (2012) rumah mbah Nun ini masih ada bahkan ada rumah baru lain disampingnya, tetapi menurut penduduk disitu penghuninya tidak pernah kelihatan. Entah karena sibuk atau jauh atau karena apa, putra putri Bulik Jono tidak pernah menghubungi kami. Cerita ini saya tulis barangkali anak cucu kita suatu saat bertemu, dan ternyata memang masih ada hubungan saudara, tidak “kepaten obor” kata orang Jawa.

Mudah mudahan Insyaalloh tidak adanya hubungan ini karena memang jauh dan tidak pernah bertemu saja. Harapannya adalah hubungan baik dan terjalin silaturohim.

RMHS.